Al-Quran Adalah Kitab Ilmu Pengetahuan Yang Tidak Mungkin Terjadi Kesalahan

 

AL-QURAN ADALAH KITAB ILMU PENGETAHUAN YANG TIDAK MUNGKIN TERJADI KESALAHAN

 

Alisina cs mengatakan Al-Quran adalah ayat-ayat bodoh. Mari melihat ayat-ayat yang ditunjukkan dan mari buktikan siapa sebenarnya yang bodoh? Alisina atau Al-Quran?

TENTANG KISAH BANI ISRAIL MEMINTA RAJA

Dalam Al-Quran dikatakan:

Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israel sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?” Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang dzalim.
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh Malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. (QS. Albaqarah (2): 246-248).

Setelah membaca ayat-ayat diatas, si idiot Alisina dan antek-anteknya menuduh Nabi Muhammad bodoh dan tidak tahu nama Nabi yang didatangi oleh kaum Bani Israil untuk mengajukan permohonan ditunjukkan seorang Raja. Alasan Alisina adalah karena Nabi Muhammad hanya menyebutnya “Nabi Mereka”, tidak menyebut namanya. Padahal kalau si Alisina itu mau berpikir sehat dan waras maka ia berkata bahwa Nabi Muhammad bukan tidak mengenal nama Nabi itu. Muhammad mengenalnya tetapi tidak mengatakannya. Diam bukan berarti tidak tahu. Kenapa Nabi Muhammad tidak menyebutnya? Karena inti dari kisah tersebut adalah keingkaran Bani Israil terhadap janji jihad yang mereka berjanji sendiri. Nama Nabinya tidak perlu disebutkan karena tidak penting. Karena siapapun Nabi yang mereka datangi namun mereka ingkar terhadap janji mereka sendiri.

Dan kalau si Alisina dan antek-anteknya mau tahu kisah tentang Bani Israil maka inilah kisah aslinya;

Masa setelah Nabi Musa a.s. wafat dan kemunculan Nabi Daud a.s. ada kekosongan kenabian selama beberapa ratus tahun, saat itu hanya ada beberapa Nabi setempat (lokal) diantaranya bernama Syamwil atau disebut juga Syam’un bin Shafiyyah bin ‘Alqamah bain Lawi bin Ya’qub. Bani Israil meminta pada Nabi Syamwil untuk menunjuk seorang pemimpin, karena ada penguasa yang rakus yang bernama Jalut yang menjajah daerah yang luas untuk kepentingan kerajaannya sendiri, tetapi Nabi Syamwil mempertanyakan apakah Bani Israil siap untuk berperang bila sudah diwajibkan oleh Allah? Ternyata setelah diwajibkan berperang maka kebanyakan Bani Israil yang tidak mau berperang.

Nabi mereka berbicara bila Allah SWT telah mengutus Thalut sebagai pemimpin, tetapi ditolak oleh Bani Israil karena Thalut dianggap orang miskin yang hanya sebagai seorang tukang kebun. Namun Nabi mereka menyebutkan bahwa Thalut mempunyai kelebihan Ilmu dan fisik, salah satu keahliannya adalah untuk membuat perkiraan dan membuat rencana jangka panjang, hingga 10 tahun ke depan. Dikatakan pula bahwa Thalut juga memiliki kelebihan fisik yang mampu mendirikan tembok benteng yang pernah diangkat oleh 80 orang. Nabi Syamwil mengatakan bahwa tanda kekuasaan kerajaan Thalut adalah datangnya kotak (Thabut) yang isinya akan memberikan ketenangan.

Pada saat kekosongan antara Nabi Musa dan Daud banyak versi Taurat, tetapi Thabut disebutkan sebagai Taurat peninggalan keluarga Nabi Musa yang menegaskan tentang legitimasi kepemimpinan Thalut.

Kebijakan pertama raja Thalut setelah diangkat sebagai pemimpin adalah melakukan perjalanan bersama pasukannya menuju tempat Jalut yang jauh dan panas. Thalut berpesan pada pasukannya bila nanti melewati sungai, jangan meminum airnya, kecuali satu ciduk. Thalut sebagai pemimpin yang membuat aturan, namun ternyata hanya sedikit dari anggota pasukan yang mengikuti pesan Thalut untuk tidak memuaskan nafsunya dengan minum air sungai sebanyak mungkin. Pasukan yang minum air banyak ini tidak sanggup melanjutkan perjalanan untuk bertempur dengan Jalut. Thalut bersama pasukan yang sedikit ini berdo’a saat menghadapi Jalut dan tentaranya, do’a yang diucapkan :

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Wahai Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran/ketabahan atas diri kami, dan kokohkanlah kaki kami dan menangkanlah kami terhadap orang-orang kafir“. (QS. Al-Baqarah (2):250).

Thalut bersama pasukannya mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah. Diantara pasukan Thalut ada Daud yang masih belia, namun dapat membunuh Jalut. Sebagian tafsir menyebutkan, karena masih belia, Thalut tetap memimpin selama 10 tahun, hingga Daud menerima hikmah yang berarti kenabian.

Itulah kisah yang benar tentang kisah Raja Thalut bersama Daud calon Nabi menghancurkan rezim raja Jalut. Alisina dan kafir lainnya menyebut ada nama Gedion. Siapa Gedion? Bibel memang suatu kitab fiktif yang bagus.

 

TENTANG HARUN SAUDARA MARYAM

Dalam Al-Quran dikatakan:

“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
HAI SAUDARA PEREMPUAN HARUN, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”, maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” (QS. Maryam (19): 27-29)”.

Setelah membaca ayat diatas maka Alisina dan para kafir murtadin jadi tidak faham dengan pernyataan Al-Quran “Hai Saudara Perempuan Harun”. Kenapa kepada Maryam dikatakan saudara Harun, bukankah Harun itu saudara Nabi Musa, maka berarti Maryam juga saudara Nabi Musa. Dengan demikian maka Nabi Isa adalah keponakan Nabi Musa. Bukankah dalam sejarah kristen bahwa rentang waktu antara Nabi Musa dengan Nabi Isa itu 1.500 tahun.

Sayangnya, si idiot Alisina ini ketika tidak faham dengan suatu pernyataan maka seharusnya mau bertanya dan belajar, jangan langsung main vonis dan potong kompas dengan membodohi orang lain, karena akan disayangkan jika ternyata yang membodohi itulah sebenarnya yang bodoh.

Al-Quran mengatakan bahwa Maryam adalah saudara Harun. Harun yang mana? Apakah yang dimaksud dengan Harun itu adalah Nabi Harun? Jika yang dimaksud dengan Harun itu adalah Nabi Harun maka Harun itu adalah saudara Nabi Musa. Ini tentu mustahil dan tidak mungkin, karena antara Nabi Harun dengan Maryam rentang waktu 1.500 tahun. Kalau itu tidak mungkin maka sudah barang pasti bahwa yang dimaksud dengan Harun disitu bukan Nabi Harun saudara Nabi Musa tetapi Harun yang lain yaitu Harun saudara Maryam. Harun saudaran Maryam bukan Harun saudara Musa. Keduanya memiliki nama yang sama, tetapi orangnya berbeda. Kepada Alisina dan antek-anteknya ditanyakan “apakah salah jika didunia ini memiliki nama yang sama?

Dan mungkin juga yang dimaksud dengan Harun disitu adalah Nabi Harun saudara Nabi Musa. Jika yang dimaksud dengan Harun disitu memang Nabi Harun saudara Nabi Musa maka Al-Quran juga masih benar karena yang dimaksud adalah bahwa Maryam itu seperti Nabi Harun pada keshalihan dan ketha’atannya. Sebagaimana Nabi Harun itu sangat tha’at dan shalih maka Maryam pun sangat tha’at dan shalih. Karena keduanya sama-sama tha’at dan shalih maka keduanya adalah bersaudara.

Itulah kehebatan Al-Quran yang tidak bisa diterima oleh akal dangkal si kafir yang tidak sehat.

Contoh lain adalah dalam Al-Quran terdapat nama surat “Ali Imran” yang bermakna “Keluarga Imran”. Imran yang mana yang dimaksud? Apakah Imran bapak Nabi Musa dan Nabi Harun? Atau Imran bapak Maryam? Kedua-duanya bisa benar, karena yang diceritakan dalam ayat tersebut adalah kisah Nabi Musa dan Nabi Isa. Kedua-duanya adalah keluarga Imran dengan Imran yang berbeda. Imran bapak Nabi Musa bukanlah Imran Kakek Nabi Isa.

Apakah si Alisina dan antek-anteknya bisa memahami permasalahan ini? Mungkin saja bisa namun mereka tetap tidak percaya karena sikap jumud mereka yang berkepala udang. Mungkin juga mereka tidak faham karena mereka adalah manusia bodoh, dungu dan tolol yang berlagak pintar karena terlalu banyak bicara, padahal pepatah mengatakan “TONG KOSONG NYARING BUNYINYA”

KISAH TENTANG SAPI BETINA ADALAH KISAH KEBODOHAN BANI ISRAIL YANG TIDAK PERLU DITIRU OLEH UMAT MUSLIM

Dalam Al-Quran dikatakan:

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu”. Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).” Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.” Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayit itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah (2):67-75.

 

Bila kisah sapi betina yang ada dalam Al-Quran dibaca lengkap sebagaimana yang tersebut diatas maka tidak ada pertanyaan seperti yang ditanyakan oleh manusia idiot Alisina dan antek-anteknya “apa makna ayat ini bagi Muslim?”, karena yang inti dari kisah diatas bukanlah tentang sapi betina, tetapi tentang cerewetnya kaum bani Israil dalam menerima suatu perintah. Apa tujuan Bani Israil mengajukan pertanyaan berkali-kali tentang ciri-ciri sapi yang harus disembelih? Tujuannya tidak lain yaitu supaya bebas dari perintah tersebut, namun ternyata dugaan Bani Israil sangat keliru. Bahkan dengan semakin banyak pertanyaan maka semakin sulit bagi mereka untuk mencari sapi betina tersebut. Disinilah kebodohan Bani Israil.

Untuk apa diperintahkan menyembelih sapi betina? Untuk mengungkapkan pelaku pembunuhan.

Kenapa mesti sapi betina? Karena sapi betina dengan ciri-ciri tersebut adalah milik seorang pemuda yang shalih yang sangat tha’at dan berbakti kepada ibunya. Allah ingin membalas amal bakti pemuda tersebut sejak didunia ini dengan terbelinya sapi betina milik pemuda tersebut dengan harga yang sangat mahal.

Maka wahai manusia idiot alisina dan antek-anteknya. Kalian jangan asal ngomong dan menggong-gong bagai anjing kelaparan. Apa yang kalian katakan terhadap Islam tidak akan ada orang yang akan percaya kecuali hanya bebrapa orang manusia yang sama idiotnya dengan kalian seperti Duladi dan Jodi L. Parson Rajagukguk.

Wahai Alisina!! Sebelum Terlambat, Segeralah Memeluk Agama Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah Yang Merupakan Satu-Satunya Agama Yang Benar.

Posted on 3 Maret 2010, in Membungkam Simurtad Ali Sina, Membungkam Simurtad Duladi. Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. ALquran Firman Allah, maka pasti Allah Yang Maha Tahu tidaklah mungkin ada kesalahan terutama masalah yang “Hak” !

    http://kebenarankitabalquran.blogspot.com/

  2. MENGAPA ANDA MENYEMBAH DULADI?

Tinggalkan komentar